Kecerdasan Majemuk (Multiple Intellegence) dalam Pembelajaran di Sekolah
(Jumat, 22 Januari 2010)
Pendidikan merupakan proses untuk melakukan transformasi pengetahuan (transformasion of knowledge)dan tranformasi nilai (transformation of value). Proses ini pada akhirnya akan menciptakan manusia yang sesungguhnya, dalam arti manusia yang secara actual dapat menunjukkan sifat-sifat manusia sejati (humanis). Tranformasi pengetahuan adalah merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada peserta didik sebagai subjek dan ilmu atau pengetahuan menjadi objek kajian atau pembelajaran. Sehingga membuka peluang yang besar kepada peserta didik untuk secara mandiri ataupun secara berkelompok untuk mengkaji lebih jauh materi pembelajaran yang ingin diketahuinya. Disini guru atau pendidik berfungsi sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Tranformasi nilai adalah merupakan proses dimana peserta didik diperlihatkan nilai-nilai atau norma yang baik dan berguna bagi kelangsungan kehidupan yang lebih harmonis dan manusiawi seperti kebenaran,kebaikan, keadilan, kebijaksanaan, dan lain-lain.
Ada beberapa indikasi dalam keberhasilan pembelajaran, seperti munculnya kesadaran dan kecerdasan dari peserta didik. Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses gagalnya peserta didik belajar di sekolah. Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah normal sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah.
Gardner yang telah menemukan teori kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences, bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori ini juga menekankan pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil mengembangkan salah satu kecerdasan.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa bentuk kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences:
1. Kecerdasan Verbal (Bahasa)
Bentuk kecerdasan ini dinampakkan oleh kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks. Berkaitan dengan pelajaran bahasa. William Shakespeare, Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail, merupakan tokoh yang berhasil menunjukkan kecerdasan ini hingga puncak, demikian pula para jurnalis hebat, ahli bahasa,sastrawan, orator memiliki kecerdasan ini.
. Kecerdasan Logika/Matematika
Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa melihatnya dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli matematika. Berkaitan dengan pelajaran matematika. Tokoh yang terkenal antara lain Madame Currie, Blaise Pascal, B.J. Habibie..
Kecerdasan Spasial/Visual
Bentuk kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji mental dan menciptakan representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu mencipta ulang dunia visual. Kecerdasan ini dapat ditemukan pada pelukis, pematung, desainer, arsitek. Berhubungan dengan pelajaran menggambar. Tokoh yang dapat diceritakan berkaitan dengan kecerdasan ini, misalnya Picasso, Garin Nugroho.
4. Kecerdasan Tubuh/Kinestetik
Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas seperti menari, melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama. Sebut saja Michael Jordan, Michael Jacson, Martha Graham (penari balet), Kris John. Kecerdasan ini berkaitan dengan pejaran olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler seperti menari, bermain teater, pantomim.
5. Kecerdasan Musical/Ritmik
Bentuk kecerdasan ini mendengarkan pola musik dan ritmik secara natural dan kemudian dapat memproduksinya. Bentuk kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas unutk mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak. Berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tokoh yang sudah mengembangkan kecerdasan ini misalnya Stevie Wonder, Melly Goeslow, Titik Puspa.
6. Kecerdasan Interpersonal
Bentuk kecerdasan ini wajib bagi tugas ditempat kerja seperti negosiasi dan menyediakan umpan balik atau evaluasi. Berkaitan dengan pelajaran PPKn, sosiologi. Manajer, konselor, terapis, politikus, mediator, public relation menunjukkan bentuk kecerdasan ini. Mereka biasanya pintar membaca suasana hati, temperamen, motivasi dan maksud orang lain. Abraham Lincoln dan Mahatma Gadhi memanfaatkan kecerdasan ini untuk mengubah dunia.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kita sering menamai kecerdasan ini dengan kebijaksanaan. Berkaitan dengan jurusan psikologi atau filsafat. Tokoh sukses yang dapat dikenalkan untuk memperkaya kecerdasan ini adalah para pemimpin keagamaan dan para psikolog.
8. Kecerdasan Spiritual
Bentuk kecerdasan ini dapat dipandang sebagai sebuah kombinasi dan kesadaran interpersonal dan kecerdasan intrapersonal dengan sebuah komponen “nilai” yang ditambahkan padanya. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan rohaniah, yang menuntun diri kita menjadi manusia yang utuh, berada pada bagian yang paling dalam diri kita.
Dengan melihat banyaknya bentuk-bentuk kecerdasan tersebut diatas, maka proses pembelajaran disekolah sebaiknya tidak melakukan pola atau pendekatan yang seragam terhadap siswa/ peserta didik. Kita menyadari bahwa setiap individu memiliki kekhasan dan potensi yang berbeda-beda. Dengan demikian para guru dituntut untuk dapat memberikan motivasi atau membantu siswa untuk mengenali potensinya lebih dini agar siswa dapat dengan cepat melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan atau mengaktualkan potensi yang dimilikinya tersebut. Ibaratnya guru membangunkan raksasa pikiran siswanya dari keterlelapan tidurnya. Dengan memahami eksistensinya, seorang siswa dapat dengan mudah melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat yang dapat menunjang potensi yang telah mereka sadari itu.
Posted in Diposting oleh asra di 21.14
0 komentar:
Posting Komentar